Sistem Marga di Kalangan Orang Bali?

SISTEM MARGA ORANG BALI??
budayakan membaca
MARGA?
MARGA?
MARGA?
MARGA?
MARGA?









Sistem garis keturunan yang sangat kental dalam masyarakat Bali nampak pada telitinya masyarakat Bali pada kawitan.

Pura yang disungsung oleh keturunan dari seorang leluhur secara garis besar keluarga memang sangat penting untuk diketahui..
Tarukan, dll. Arya juga demikian, ada Arya Kepakisan, Arya Damar, dll. Begitu juga dengan Pasek dan Pande.
Belakangan ini, cukup sering saya bertemu dengan orang Bali yang mencantumkan wangsa pada AWALAN namanya. 
Nah, pembagian Pura Kawitan di tentukan pada sub sub wangsa tadi. Jadi nama kawitannya ada yang Dalem Yukut, Arya Damar,Pasek Gel-Gel, Pande Gangseh, dan masih banyak lagi nama-nama kawitan lainnya.

.
.
Lalu ada lagi, saya juga cukup tertarik dengan ini. yaitu sistem "hang" pada orang Bali, yang mana hal ini lebih banyak tersorot adalah Orang Bali Nusa.
Di Bali Nusa, setiap kawitan itu biasanya disungsung oleh satu "hang" saja. Namun ada juga kawitan yang disungsung oleh 2 atau lebih "hang".
Sekarang timbul pertanyaan, APA ITU HANG??

Kalau kata orang tua jaman dulu, hang itu adalah satu kelompok keluarga yang mana pada jaman dulu, mereka tinggal dalam satu banjar/dusun.
Ada banyak sekali hang yang ada di Bali, seperti hang Serangon,Semaye,Sekartaji,Sental,Sebuluh,Sebihing,Pajukutan,Adegan,Soyor, dan masih banyak lagi hang yang ada.
Jadi jika dua orang memiliki hang yang sama, maka orang itu pasti memiliki hubungan keluatga, dan memiliki kawitan yang sama walaupun tempat kawitannya berbeda.
Lalu, marga itu sendiri apa?
Marga atau nama keluarga adalah nama pertanda dari keluarga mana seorang berasal. Marga lazim ada di banyak kebudayaan di dunia. Nama marga dalam kebudayaan Barat dan kebudayaan yang terpengaruh oleh budaya Barat umumnya terletak di belakang, sehingga sering disebut dengan nama belakang. Kebalikannya, budaya Tionghoa dan Asia Timur lainnya menaruh nama marga di depan. Ada juga kebudayaan yang dulunya tidak menggunakan marga, misalnya suku Jawa di Indonesia, walapun kini sudah ada yang mengadopsi nama dalam keluarganya. Dalam sistematika biologis, marga digunakan bergantian untuk takson 'genus'.

Marga menjadi identitas dalam masyarakat dan adat. Marga diturunkan dari ayah kepada anak-anaknya (patriarchal). Marga turun-temurun dari kakek kepada bapak, kepada anak, kepada cucu, kepada cicit, dst.. Marga lebih sering digunakan daripada nama, biasanya nama disingkat saja, contoh: Hamonangan Marbun lebih sering menjadi H. Marbun.

Nah, jadi itu dia penjelasannya. Dapat kita tarik kesimpulan bahwa sub wangsa atau Kawitan itu bisa juga kita sebut marga.
btw, mimin ini dari Dalem Yukut, hang Serangon.
coba sebutin dari mana kawitan atau marga kalian di komentar ya guys
Kepoin admin di ig @kadek_bink04 http://www.instagram.com/kadek_bink04/?hl=id
twitter; @kadek_febri04

Comments

Post a Comment