Naskah Drama Pergaulan Remaja








Sinopsis :
 Di sebuah SMA ada dua orang perempuan, mereka adalah teman dekat. Mereka bernama Nita dan Anggela. Nita adalah siswa yang punya banyak prestasi, baik di bidang akademik maupun non akademik. Tapi, belakangan ini sifat Nita sedikit berubah, dia tidak aktif lagi disetiap pelajaran. Ternyata, Nita seperti itu karena ia sudah terjerat dengan narkoba. Sebagai sahabat, Anggela sangat sedih ketika dia tahu bahwa temannya adalah pemakai narkoba. Jadi, dia melaporkan kasus ini kepada Bu Anggi yang juga anggota BNN.

NASKAH.
Adegan 1.
    Didepan sekolah SMA N 1 Banjar Agung, berdiri seorang pria bernama Agus. Dia adalah seorang pengedar narkoba atau yang dikenal sebagai Bandar narkoba. Dia akan melakukan aksinya kembali, dan korbannya adalah siswa SMA.
(Krrriiiinggg…) bel pulang pun berbunyi.
Agus         :   “Boss, gimana kabaranya?, lama ni gak ketemu”.
Steven    :   “Baik, loe sendiri gimana kabarnya Agus?”
Agus         :   “Baik-baik, ehh, ada barang bagus ni boss !”
Steven    :    “Apa-apa?”  (penasaran)
Agus         :    “ni”.  (menunjukkan)
Steven    :   “Apa ni Agus?”
Agus         :    “Barang enak ni. Barang ini bakal bikin semua masalah loe hilang. Bawaanya happy, senang. Mau gag boss, ini namanya ganja”
Steven    :   “kayak mana pake nya tuh?”
Agus         :   “dihisap aja boss, kayak rokok”
Steven    :   “ohh.. minta lahh”
Agus         :   “ok-ok boss, kalo loe butuh barang ini lagi. Telepon gue aja” (menyerahkan barang tersebut).
Steven    :   “ok. Thanks yaa” (mengambil barang tersebut).

Adegan 2.
   (Kkrrringgg) bel istirahat berbunyi. Steven mendekati Nita. Nita adalah pacar Steven.
Steven    :   “nda, kemana nanti malam?”
Nita     :   “ee.. nanti Nita kerumah Steven aja lah.”
Steven    :    “ohh..ya lah. Jam berapa?”
Nita     :   “jam 8 yaa”
Steven     :   “ok”.

Adegan 3.
   Jam 8 malam pun tiba.
Nita     :  (mengetuk pintu)
Steven    :   “udah dateng. Ayokk masuk”.
Nita    :   “iya. Tadi lagi ngapain?”
Steven    :   “lagi nonton, bentar yaa”
Nita     :  “mau kemana?”
Steven    :   “mau nelpon orang bentar”.
Nita     :   “ohh ya lahh”

Adegan 4.
   Steven segera menelpon seseorang. Dan ternyata orang yang ia telpon adalah Agus.
Steven   :   “hallo Agus, barang yang kemaren loe kasih masih ada?, gue butuh banget ne. ok, gue tunggu yaa”  (menelpon)

Adegan 5.
   Akhirnya Agus tiba didepan rumah Steven. Dia langsung memberikan barang haram tersebut dan Steven memberikan sejumlah uang kepada Agus.

Adegan 6.
   Setelah melakukan transaksi, Steven mendekati Nita yang sedang duduk diruang tamu.
Steven    :  “ini” (menunjukkan barang tersebut)
Nita    :   “apa ini?”
Steven    :  “haa (terkejut), dapat dari mana?”
Steven    :   “dari teman, mau coba takk?”
Nita    :   “ihhh, tidak lah”
Steven    :  “kenapa? Tinggal dihisap aja, kayak rokok”
Nita     :   “coba praktekkin dulu, Nita mau liat”
Steven     :  “kayak gini” (mempraktekkan)
Nita     :  “cuman kayak gitu aja? Coba lah!”
Steven    :   “ni..” (menyodorkan barang tersebut ke Nita)
Sejak saat itu mereka berdua menjadi pecandu narkoba, mereka sudah mengonsumsi barang tersebut berkali-kali.

Adegan 7.
   Ke esokkan harinya. Di SMA N 1 Banjar Agung ada pembelajaran tambahan yaitu pelajaran yang membahas narkoba. Di pelajaran itu siswa dapat mengetahui tentang narkoba serta bahaya dari narkoba.
KakaBu Anggi     :  “pagi semua”
Semua siswa      :   “pagi kak”
KakaBu Anggi     :   “berjumpa lagi dengan pelajaran kakak” (lanjut dengan pelajaran yang disampaikan)
Tiba-tiba…
Bu Anggi    :  (melempar pena ke kepala Steven) “kenapa kamu?”
Steven          :   “ngantuk pak”
Bu Anggi    :   “mudah sekali kamu jawab seperti itu. Apa kamu piker semua yang saya lakukan didepan mudah?” (dengan nada yang tinggi) “Sebenarnya saya sudah bosan mengajar pelajaran seperti ini. Tapi saya harus melakukannya agar generasi kalian tidak hancur hanya karena narkoba. Keluar kamu?”
Steven          :   “iya pak” (keluar kelas)
Bu Anggi    :   (menerangkan kembali materi yang sempat terpotong tadi)
Tiba-tiba…
Bu Anggi    :  “hey, kamu!”
Anggela              :  “Nita…Nita”  (dengan suara pelan)
Nita            :    (bangun) “iya pak”
Bu Anggi     :    “kamu juga ngantuk?”
Nita           :     “iya pak”
Bu Anggi     :    “sekarang kamu keluar cuci muka dan tunggu diluar sampai bel istirahat berbunyi”
Nita           :    “iya pak”
Krrriiiiinggg……
 Bu Anggi   :   (menutup akhir materi)

Adegan 8.
   Di kantin Nita duduk sendiri dan termenung. Tiba-tiba Putri datang.
Anggela      :  “hai, tadi kenapa?”
Nita  :  “gak kenapa-napa kok.
Anggela      :   “benar tak?”
Nita   :   “benar yan”
Anggela      :   “aku sudah lama disampingmu jadi aku sudah tahu tentang dirimu. Ayolah cerita”
Nita   :  “aku adalah pecandu narkoba”
Anggela      :   “apa,,”(terkejut). “sudah berapa kali kau memakainya”
Nita    :  “sudah sering, tapi aku benar-benar menyesal”
Anggela       :   “pasti sama Steven kan. Pasti gara-gara Steven juga lo jadi berani nyobain barang haram itu, ya kan”
Nita    :   “sudah lah. Tak usah dibahas lagi. Jangan kasih tau siapa-siapa ya..”
Anggela      :    “gak tau lahh, gue bingung”
Nita    :   “lo sahabat gue kan, jadi tolong gue yaa. Gue janji gak bakal mengonsumsi barang haram itu lagi”
Anggela       :    “baik lahh. Oh iya, gue harus ke perpustakaan, . bye Nita”
Nita     :  “bye”

Adegan 9.
   Setelah Anggela mendengar semua pengakuan Nita, dia menjadi sangat menyesal dan juga terpukul karena sahabatnya adalah seorang pemakai narkoba.
Erwin    :   “mau..” (menyodorkan makanan ke Anggela)
Anggela    :   “mau”  (mengambil)
Erwin    :   “pasti lagi ada masalah”
Anggela    :   “sok tau”
Erwin    :   “emang dari dulu pun”
Anggela    :   “sebenarnya ini bukan masalah untukku, tapi dia temanku, jadi itu masalah juga buatku”.
Erwin    :   “Nita?”
Anggela    :   “iya”
Erwin    :   “kenapa dia?”
Anggela    :   “pasti kalo liat Nita ada perubahan sikap di dirinya”
Erwin    :   “iya, ketika pelajaran tambahan itu”
Anggela    :   “gara-gara suatu hal dia seperti itu”
Erwin    :   “apa?”
Anggela    :   “dia memakai narkoba, dan sepertinya sekarang ia adalah pecandu”
Erwin    :   “gak mungkin orang se alim dia pecandu narkoba”
Anggela    :   “apa aku pernah berbohong?”
Erwin    :   “beararti ini semua adalah masalah besar, sebaiknya kita laporkan kasus ini ke kakaBu Anggi narkoba itu”
Anggela    :   “aku tak yakin, aku sudah janji padanya untuk tidak melaporkan kasus dia?”
Erwin    :   “kenapa tak yakin? Kau adalah temannya. Kita temannya, bahkan teman sekelasnya. Apakah sebagai teman tega melihat temannya sendiri jatuh ke dalam jurang, yang tak akan mungkin bisa bangkit kembali”
Anggela    :  “mungkin kau benar”

Adegan 10.
   Setelah berbincang lama, akhirnya mereka sudah sampai didepan ruangan kakaBu Anggi narkoba.
Anggela             :  “permisi kak”
Bu Anggi   :  “iya, ada apa?”
Anggela             :  “kami mau menyampaikan sesuatu”
Bu Anggi   :   “ohh,, silahkan”
Erwin             :   “begini kak, ada salah satu teman dari kami yang statusnya menurut kami adalah pecandu narkoba, kami baru tau ketika dia memberitahukan kepada kami. Kami sebagai temannya turut prihatin.
Anggela            :   “iya kak, dan kami tidak tau harus berbuat apa”
Bu Anggi   :  “ohh, siapa namanya?”
Anggela            :  “Nita, kak”
Bu Anggi   :   “menurut kalian dimana mereka memakai narkoba?”
Anggela            :   “sepertinya dirumah Steven, karena Steven adalah pacarnya, rumah Steven juga jarang banyak orang, jadi ada kemungkinan kalo mereka mangonsumsi narkoba dirumah Steven”
Bu Anggi  :  “bagaimana nanti malam kita pergi kerumah Steven”
Erwin            :  “ngapain kak?”
Bu Anggi   :  “kita akan merazia rumah Steven”
Erwin            :   “kalo waktu kita datang mereka lagi pesta narkoba, ap yang kakak lakukan?”
Bu Anggi  :  “kita akan membawa mereka ke kantor BNN dan memeriksa diri mereka, apakah mereka benar-benar pecandu narkoba atau bukan. Jika hasil menunjukkan bahwa mereka adalah pecandu narkoba, mereka akan menjalani rehabilitasi”
Anggela           : “baik kak”.

Adegan 11.
   Malam tiba, Bu Anggi, Anggela dan Erwin sudah didepan rumah Steven. Mereka langsung mengetuk pintu, tapi tidak ada yang membuka. Karena pintu tidak terkunci, mereka langsung masuk kedalam. Dan mereka melihat Steven, Nita sedang melakukan pesta narkoba.
Anggela                    :  “Nita!!!” (berteriak)
Nita, Steven sangat terkejut, Bu Anggi langsung mendekati mereka dan menangkap mereka.
Anggela                    :  “apa yang lo lakuin disini?”
Nita                :  “gue gak negelakuin apa-apa”
Anggela                    :  “Steven, lo apain Nita sampai dia seperti ini?”
Steven                :   “diam lo, lo kan yang ngadu semua ini!”
Anggela                    :  “iya, gue yang ngadu ke kakaBu Anggi narkoba”
Tiba-tiba Nita menampar Anggela.
Nita                :  “Anggela, kata lo kita sahabat, tapi kenapa lo ngelakuin ini?, lo udah janji kan untuk rahasiain in semua, lo emang gila yan, lo emang pantas dapetin itu dari gue”
Anggela menangis ketika Nita melontarkan kata-kata itu.
Erwin                   :   “lo salah, Anggela ngelakuin ini semua karena dia peduli sama lo”
Nita               :   “seperti ini kah makna kata peduli itu?”
Erwin                   :  “dia ngelakuin ini untuk kebaikan lo juga, dia gak mau ngeliat lo menderita sia-sia karena hanya benda haram ini. Gue salah menilai lo, gue kira Nita adalah anak yang pintar dan kreatif tetapi salah, lo lebih hina dari yang gue kira”.
Nita hanya terdiam ketika Erwin melontarkan kata-kata itu.
Bu Anggi          :    “sudah-sudah, kalian berdua ikut kakak ke kantor BNN, kalian akan di rehabilitasi disana”


    Dan akhirnya Nita dan Steven di rehabilitasi, ketika dalam masa rehabilitasi mereka tidak di izinkan untuk berkomunikasi dan menemui seseorang. Setelah waktu telah berjalan lama, akhirnya masa rehabilitasi mereka sudah selesai, dan saat nya mereka untuk kembali ke dunia mereka yang sebenarnya.

Comments

Post a Comment