💖
💖
💖
💖
💖
TAT
TWAM ASI SEBAGAI PEDOMAN HIDUP ZAMAN SEKARANG
I
Kadek Ria Febri Yana
YAYASAN
ABDI KARYA
ROHIN
SMA YADIKA BANDAR LAMPUNG
Alamat: jalan Soekarno-Hatta, labuhan
dalam, Kec. Tanjung senang, Kota Bandar Lampung, Prov. Lampung
Terima
kasih saya ucapkan kepada pembawa acara atas waktu yang telah diberikan kepada
saya.
Sebelumnya
saya awali dengan salam panganjali
Om
Swastyastu
Om
Avignamastu Namosidham
Om
Sidhirastu Tad Astu Ya Namah Svaha
Om
Anubadrah Krtawo Yantu Wiswatah
Semoga pikiran yang suci datang
dari segala penjuru arah.
Kepada
Dewan Juri yang saya hormati,
Kepada
Panitia dan Peserta Lomba Dharma Wacana yang saya hormati
Pertama marilah kita menghaturkan puja astungkara ke hadapan Ida Sang Hyang
Widhi Wasa karena atas asung
krtawaranugraha-Nya kita dapat menghadiri acara ini dengan keadaan baik dan
selamat.
Pada kesempatan ini saya akan
menyampaikan pesan dharma yang berjudul “Tat
Twam Asi sebagai pedoman hidup zaman sekarang”.
Umat sedharma yang saya hormati,
Tat Twam Asi berasal dari bahasa sansekerta yaitu
tat yang berarti dia, twam yang berarti engkau dan asi yang berarti adalah. Tat
Twam Asi berarti kamu adalah dia, atau yang sudah sering kita dengar aku adalah
kamu dan kamu adalah aku.
Dari makna katanya saja dapat kita lihat bahwa Tat
Twam Asi merupakan ajaran yang menyebutkan bahwa semua orang atau semua makhluk
itu sebenarnya satu. Semua makhluk itu sama, bersumber dari Ida Sang Hyang
Widhi Wasa.
Jika saja Tat Twam Asi dapat kita jadikan pedoman
untuk hidup, apakah masih ada yang namanya pertentangna, perselisihihan antar
manusia, bahkan antar umat seagama?, sudah pasti tidak!. Karena jika kita dapat
benar berpedoman pada Tat Twam Asi, maka perasaan iri, dengki, dan benci pasti
tidak akan dapat mempengaruhi diri kita.
Lalu bagaimana cara kita untuk dapat melaksanakan
ajaran Tat Twam Asi tersebut?, caranya tidaklah terlalu susah umat sedharma,
kita hanya perlu menumbuhkan rasa hormat dan keharmonisan, baik kepada Tuhan,
sesama manusia ataupun kepada lingkungan kita. Terutama kita harus selalu mengingat Tuhan,
karena dengan selalu mengingat Tuhan, niscaya keharmonisan terhadap sesama
manusia yang kita miliki akan dilindungi oleh Tuhan. Seperti yang tercantum dalam
pustaka suci Bhagavad Gita IX.22 yang berbunyi:
“ Ananyas cintayanto mam,
Ye janah
paryupasate,
Tesam
nityabhiyuktanam,
Yoga-ksemam
vahamy aham.”
Artinya:
Mereka
yang hanya memuja-Ku saja, tanpa memikirkan yang lainnya lagi,yang senantiasa
penuh pengabdian, kepada mereka Ku bawakan segala apa yang mereka tidak punya,
dan Ku lindungi apa segala yang mereka miliki.
Dewan
juri dan umat sedharma yang saya hormati,
Ada hal lain yang harus kita lakukan
untuk dapat menjalani Tat Twam Asi, yaitu cinta kasih. Untuk menumbuhkan
keharmonisan dalam diri kita tentu dibutuhkan cinta kasih, karena cinta
merupakan bumbu untuk dapat saling mengasihi, dengan kita saling mengasihi
pasti kita akan merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang kita kasihi
tersebut. Bukannya malah saling menjatuhkan, saling memusuhi, dan saling
menghujat. Belakangan ini, khususnya dikalangan pelajar-pelajar zaman sekarang,
untuk mengasihi orang lain, apalagi mengasihi orang yang berparas tidak
menarik, mereka malah akan merasa jijik, dan sangat enggan. Umat sedharma ada
hal yang lebih ironis lagi karena hanya tidak mengasihi orang lain, nyawa orang
lain dapat melayang. Seperti kejadian yang sangat menyayat hati, yang sudah
berlalu beberapa tahunyang lalu. Iya, tragedi bali nuraga. Padahal hanya karena
masalah yang sangat sepele, saling intoleran mereka berseteru, saling membawa
massa dan terlahir satu peristiwa yang tak akan terlupa. Hal inilah yang sangat
bertolak belakang dan menyebabkan ajaran Tat Twam Asi tidak berlaku lagi.
Begitu pentingnya Tat Twam Asi dalam kehidupan kita,
agar kehidupan kita menjadi lebih baik. Karena hidup itu sangat hambar jika
tanpa ada cinta. Biar para kaum jomblo saja yang tanpa cinta, kita jangan.
Jangan sampai malah kita menjauhi ajaran Tat Twam Asi. Memang nya umat sedharma
sekalian mau ga punya cinta? Tentu tidak bukan?
Berbicara mengenai cinta kasih,
bukanlah hanya tentang cinta-cintaan oleh pasangan insan muda yang sedang mabuk
asmara saja. Atau mereka yang baru sah setelah menerima ijazah, tetapi juga
termasuk untuk menyayangi apa yang ada disekitar kita, baik itu hewan,
tumbuhan, dan lainnya. Tetapi hal yang mengenaskan sedang terjadi. Kaum pemuda
yang katanya generasi penerus bangsa, yang selalu berlaga untuk menunjukkan
gaya. Malah sama sekali tidak memiliki rasa yang sedemikian rupa. Mereka hanya
memikirkan bagaimana untuk mendapatkan cinta dari si dia saja. Memang hidup ini berat jika tanpa ada si dia, tapi
perlu diingat. Di dunia bukan hanya di tempati oleh manusia saja, tetapi masih
ada makhluk lainnya yang tanpa kita sadari sangat berkontribusi dalam kehidupan
kita. Jika umat sedharma pikirkan baik-baik tentu akan masuk akal, bencana yang
terjadi disekitar kita sering diawali oleh perbuatan yang menyimpang oleh
manusia. Diawali oleh pemikiran yang menganggap saya dan dia berbeda, itu hanya
hewan, itu hanya pohon, itu hanya sungai. Tetapi hal inilah yang seharusnya
paling penting untuk kita pikirkan
Tat Twam Asi juga penting dalam kehidupan
bernegara karena sebuah bangsa yang maju, pasti didalamnya terdiri dari rakyat
yang melek akan kewajibannya, yang melek untuk saling bergotong royong. Karena
tidaklah dapat dicapai sebuah kejayaan tanpa adanya usaha untuk mencapai hal
tersebut.
Dapat kita bayangkan, jika sebuah negara berisi orang orang yang saling
mengasihi? Tentu tidak akan ada orang-orang yang mengemis hanya untuk sesuap
nasi lagi. Tentu tidak ada oknum pejabat yang memikirkan diri sendiri. Tentu
tidak akan ada lagi pemimpin lebih mementingkan gengsi ketimbang rakyat
sendiri. Apakah tidak mungkin? Kejayaan Hindu dizaman Majapahit dapat terulang
kembali? Maka dari itu, saya harap kita dapat bersama-sama saling rangkul demi
kejayaan Hindu kita. Kalau bukan kita yang melakukannya, siapa lagi?
Dewan
juri dan umat sedharma yang saya hormati
Maka dari itu, marilah kita sama-sama menumbuhkan
Tat Twam Asi. Selain dengan saling hormat, dengan keharmonisan dan cinta kasih.
Juga butuh pengendalian pikiran, kata-kata dan perbuatan. Karena setiap kata-
kata yang kita ucapkan sangat mempengaruhi kehidupan kita, seperti yang
tersurat dalam kitab nitisasastra V. 3. yang menyatakan bahwa:
Wasita
nimitanta manemu laksmi, wasita nimitanta pati kapangguh, wasita nimitanta
manemu dukha, wasita nimitanta manemu mitra
Artinya : Karena berbicara engkau menemukan
kebahagiaan, Karena berbicara engkau mendapat kematian, Karena berbicara engkau
menemukan kesusahan, dan Karena berbicara pula engkau mendapat sahabat.
Dewan
juri dan umat sedharma yang saya hormati
Mari kita isi masa belajar kita ini dengan belajar
giat,karena itu juga termasuk salah satu cara untuk meningkatkan rasa sadar
akan Tat Twam Asi, jika Tat Twam Asi yang benar-benar kita teladani tidaklah
mungkin Moksartham jagadhita ya ca iti
dharma tidak dapat kita raih.
Demikian dharma wacana yang dapat saya
sampaikan. Semoga uraian Tat Twam Asi
sebagai pedoman hidup zaman sekarang dapat bermanfaat bagi kita semua. Saya
mohon maaf apabila ada hal-hal yang
kurang berkenan selama penyampaian dharma
wacana saya tadi. Akhir kata saya
tutup dengan salam paramasantih.
Om Santih, Santih, Santih, Om.
Comments
Post a Comment